Rabu, 04 Desember 2013

Kisah cinta ku

Aku adalah seorang anak yang begitu ceria, itu terkadang sih hh. Perkenalkan namaku antie. Aku mempunyai seorang adik laki – laki bernama dika dan seorang kakak bernama wati. Aku selalu mencoba membuat keluargaku bahagia tapi mereka tak pernah senang dengan semua yang aku lakukan. Kenapa? Entahlah , mungkin caraku yang salah atau bagaimana aku tak tau. Saat aku berumur 10 th saat duduk dibangku SD aku diganguin sama seorang cowok dari kelasnya kakakku . aku berharap kakakku mau nolongin aku untuk membuat dia jera. Tapi nyatanya kakakku Cuma diam dan membela orang itu, huh agak sedikit kesal sih tapi q Cuma diam saja. Kakakku memang cantik banyak cow – cow yang mendekatinya. Kadang temanku mendekati aku agar bisa dekat dengan kakakku huuu kacau dech. Walaupun begitu aku merasa senang, karena aku sangat menyayangi kakaku. Apapun yang diperintahkan kakakku aku selalu berusaha melakukannya, agar aku diajak maen bareng . Ketika itu kami sedang maen bersama disuatu taman dekat rumah kami. Kakakku digodain sama cow yang tinggal didesa sebelah, aku mencoba menolong kakaku yang sangat takut, aku mengajak kedua orang itu untuk berkelahi, yah karena aku perempuan aku kalah dech kemudia ada nenek – nenek yang melerai kita. Sejak saat itu mereka tidak muncul lagi, Lalu kita pulang kerumah dan aku dimarahi ayahku karena bajuku kotor semua, aku mandi dan ganti baju kemudian ayahku mengolesi lukaku dengan minyak tawon. Oh iya aku hampir lupa, pasti kalian bertanya – tanya kenapa yang diceritakan tidak menyangkut ibuku iya kan? Ibuku merantau kenegeri tetangga agar bisa menyekolahkan aku. Sungguh luar biasa ya pengorbanan ibuku untuk kita, berarti ibuku bisa dibilang pahlawan donk. Walaupun ibuku ditempat yang jauh kita selalu berhubungan lewat surat maupun telephon rumah. Aku selalu ingin memeluk ibuku walaupun sebentar saja, tapi semua itu belum pernah terwujud, aku harus menunggu 4 th lagi untuk bisa mewujudkannya. Disekolah akan diadakan jalan – jalan menuju danau Parean kita diajak jalan kaki bersama – sama agar kita sehat yang ikut mulai dari kelas 3 – 6 saat itu kakakku kelas lima sd dan ada satu anak kelas 6 yang entah dia waras atau tidak dia terjun dari atas air terjun yang mengalir menuju danau. Para guru pun kaget lalu anak itu dipangil dan ditanya- tanya, ternyata dia nekat terjun hanya ingin menunjukkan rasa sayangnya kepada kakakku. Namun kakakku tidak merespon sedikit pun, si laki – laki itu bernama Denis, aku tak menyangka kakakku tidak menghiraukan pengorbanan Denis. Sunguh malang sekali dia, pengorbanan nya sia – sia saja. Hari berganti begitu cepat tak terasa aku udah duduk dikelas 6, rasa senang tercampur haru menyelubungi hatiku 2 th lagi ibuku pulang. Udah gag sabar deh menunggunya. Aku disekolah memiliki teman yang baik- baik, aku terkadang seperti bos untuk mereka namun aku tak menyukai jika mereka senang dengan perlakuanku yang sok jadi bos. Namun kadang aku menikmati hal itu. Di sekolah yang baru ini aku punya 2 orang yang berasal dari sekolahku yang dulu. Kita Cuma bertiga dan dulunya kita gag pernah akrab, dan disini kita merasa membutuhkan satu sama lain kita menjadi sathabat baik. Namun kita dipisah kita tidak satu kelas aduh aku harus bisa beradaptasi disekolah baru dan dikelas baru ini. Aku harus bisa, saat aku sedang duduk di tempat duduk paling depan dan didepan meja guru ada seorang gadis agak kumel gitu mendatangi mejaku. “boleh aku duduk disini?” kata gadis itu “bo...bo.leh kok emm silahkan..” jawabku agak kaget. “aku Ismi.... kamu siapa? ” “oh hai Ismi aku Antie. Kamu dari SD mana? Rumahmu mana?” tanyaku mencoba akrab “aku SD 1 Ngemplak TegalOmbo, rumahku dekat dengan SD... ayo kita kekantin..” jawabnya jelas Kita lalu menuju kantin dan membeli makanan karena belum sarapan. Tingggg.....ting.... (bel kelas berbunyi tanda masuk kelas ) lalu kita masuk kekelas Ismi menjadi teman dekatku, kita selalu bersama , kita selalu kompak . Namun satu hal yang susah dia terapkan dalam kehidupannya yaitu menyetlika bajunya, aku selalu bawel menasehati dia supaya mau menyetlika bajunya yang kumel namun Ismi tak mau melakukannya. Saya sekarang sudah benar – benar bisa mengenal anak – anak dari kelas lain yang ternyata banyak yang tidak asing dalam ingatanku. Saat aku sedang duduk bersama Ismi ada dua orang laki – laki mendekati kita saat kita lagi ngobrol. “hai adiknya Wati?.. apa kamu masih ingat sama kita...?” kata salah satu laki – laki itu “emmm siapa ya? Maaf aku kurang tau..”jawabku sambil berpikir “Akan aku ingatkan kamu dengan saya. Siapa yang membuat luka didahimu yang bekas lukanya masih membekas sampai sekarang?” jelas laki – laki itu “Kau...? Revan anaknya Pak Kasim kan? Dan kau Denis ?” jawabku sedikit kaget “ Ia benar itu kami... bagaimana ingin mengulang masa – masa itu lagi.” “Mau apa kamu menghampiri aku? Urusan kita sudah selasai waktu itu juga.?” Jawab ku “Tenang aku sudah melupakan semua kesalahanmu kok mari kita berteman saja?” jawab Revan sedikit merayu. Aku tidak semudah itu, pasti Revan ada yang disembunyikan. Aku harus hati –hati dengannya, lengah sedikit saja pasti akan fatal (pikirku agak lebay). Ya aku terima niat baik mereka berdua. Lalu mereka mengajak kami untuk kekantin, kami ngobrol – ngobrol banyak dan menggulas masa lalu yang unik. “Antie kamu tau kan dari dulu aku suka sama kakakmu? Tanya Denis “Ia tau.terus kenapa?” jawabku agak tidak senang “Emmm kamu mau gak jadi jomblang kita berdua, mau ya. ??” “ohhh jadi ini kenapa kamu deketin aku” “Bukan begitu kok, yah kata pepatah sih sambil deketin Adegnya dapat kakaknya gt. Hehheheheheh, gak kok q binggung harus bagaimana? Habis Wati susah dideketin sih?” jelas Denis “Ya kamu usaha donk jangan kayak gitu, kakakq gak suka kaloq ikut campur urusan pribadinnya. Jadi maf dech?” jawabku. “Yah kok gitu sih, ayolah bantuinn” rengek Denis “Wah gak janji dech, km usaha donk” Kami lalu masuk kelas dan memulai berkonsentrasi untuk pelajaran yang agak membosankan yaitu IPA. Selesai sekolah kami pulang dan berpisah dengan Ismi, aku selalu pulang sekolah bersama dengan tetangga aku yang namanya Asih, kami selalu setia menunggu jika salah satu dari kita ada yang belum pulang. Asih juga sebagai teman curhatku, apapun selalu aku ceritain sama dia. “ Apa ? bukane Denis itu yang kamu sukai, tapi malah suka sama kakakmu?” “Husss jangan keras – keras nanti kalau ada yang dengar, bisa gawat nih?” “Okey – okey terus gimana? Kamu mau bantuin dia jadi mak jomblang gitu??” “Awalnya sih gak mau, tapi dia maksa, aku harus gimana donk?” “Ya udah Ntie sabar aja, kamu harus bisa donk cari yang lebih kerenan dari Denis, oce?. Eh liat itu cowok dia dari kelasku, banyak yang suka sama dia tapi gak ada satupun yang berhasil macarin dia. Kamu mau nyoba?” “Ahh ndak ah aku kan masih kecil, baru kelas 1 smp. Gimana sih? Aku mau nungguin ibuq aja?” Sambil pergi ninggal Asih.dan Assih mencoba mengejarku. “Wewewe la itu tadi Denis apa?? Ia Ia nunggu Ibu.” rutinitas selalu kita jalani dan pada suatu sore. Saat aku duduk didepan rumah sedang asik – asiknya ngobrol sama Asih tiba – tiba ada yang lewat menggunakan motor dan memangil aku “Antieeee......... ” “Oh iaa... mau kemana? ” aku menoleh dan ternyata dia teman satu kelasq yang sangat baik, dan tidak pernah usil sama siapapun. “Siapa ntie?” tanya Asih “Itu teman satu kelas aku, namanya Anto” “Wah ganteng ya dia, kenapa gak kamu gebet aja?” “Hus ngawur kamu dia itu orang yang baik ya.” Setelah beberapa bulan Denis mencoba untuk mendekati kakakku akhirnya mereka pacaran juga. Suatu malam Denis datang kerumah dan membawakan makanan kesukaan bapakku “Tok tok..... Asalamualaikum.....” suara ketukan pintu terdengar. Ayah menyuruhku untuk membukakan pintu “Ia walaikum salam.... (membuka pintu dengan expresi terkejut) oh Denis silahkan masuk kakak ada didalam. ” “Terima kasih Adekku..” sambil berjalan Denis berkata seperti itu. Aku sangat tidak setuju Denis memanggil aku Adeg tapi apa boleh buat, malam ini aku gak boleh sedih soalnya besok Ibuku pulang. Mereka bercakap – cakap dengan akrabnya, sepertinya Ayah sangat menyukai Denis. Akupun pergi kekamar bersama Adegku. “Deg bagaimana pendapatmu tentang Denis? ” “Oh kak Denis, dia baik, aku suka, aku cocok kalau dia jadi kakakku.” “Emmmmm.... ” wah Adegku saja suka ma Denis, yah apa boleh buat aku harus mencoba menerima ini semua. Aku menuju ruang keluarga dan mengajak Ayah bicara. “Ayah besok Ibu pulang siapa yang jemput? ” tanya ku kepada Ayah “Nih kak Wati sama kak Denis sama Adeg yang mau jemput.!” Jawab ayah “Tapi Yah, Antie pengen ikut yah, Antie juga mau ketemu Ibu. ” “Antie nanti kalau kamu juga ikut terus Ibu mau duduk dimana kan mobilnya kecil, nanti juga ketemu Ibu kalau udah dirumah? ” “Tapi yah aku....” belum sempat melanjutkan omonganku kak Wati langsung memotongnya “Deg jangan rewel dech. Nanti juga ketemu Ibu kalau Ibu sudah sampai. ” potong kak Wati dengan nada yang agak keras. Aku Cuma diam dan tak berani berkata kata lagi. “Deg Antie, nanti kalau Ibu udah sampai dirumah kan , Deg Antie bisa sepuasnya ngobrol sama Ibu, Deg Antie dirumah saja ya belajar yang rajin. ” kata Denis itu dengan senyum. Akhirnya aku menerimanya, toh juga aku sakitku sering kumat kalau naik mobil, biasa mabuk hhhh akupun menuju kamar dan tidur. Keesokan harinya aku Cuma diam saja dikamar dan duduk dimeja belajar saja dan tidak melakukan hal apapun. “kak Adeg berangkat dulu ya, kakak jaga rumah ya. ” “heem...” jawabku singkat saja. “Adegmu beneran gak ikut ni say?” kata Denis “Engak Dia jaga rumah kok,” jawab Wati Mereka pergi begitu saja tanpa pamit sama aku. Huft jaga rumah dech tapi gak papa dari pada nganggur gini mendingan aku bersih – bersih rumah sajalah. Setelah semua aku bersihin udah istrahat segala “tinn.... tin... ” suara klakson mobil berbunyi lalu aku membuka pintu. “Ibuu uuu ..... Antie rindu Ibu . .” aku lari dan memeluk Ibu dengan erat. “Ibu juga kangen kalian semua, kok Antie gak ikut jemput Ibu? Kenapa?. ” tanya Ibu. “Anu bu ... Antie kan mabuk kendaraan bu heheheh...” jawab Antie sambil berfikir. “Oh ya sudah ibu punya oleh- oleh buat kalian ayo masuk kedalam.” Aku sangat senang akhirnya keluargaku sekarang komplit. Hari berlalu sangat cepat tak terasa kakakku sudah mau lulus D3 kebidanannya, dan kakakku masih bersama Denis, mereka berencana mau menikah. Setelah aku lihat – lihat ternyata mereka sangat mirip dan saling mencintai, dan aku harus memanggil dia dengan sebutan kakak dech hohohoho.. mereka sudah selesai lalu bagaimana dengan kisah percintaanku, masih panjang banget alur cintaku... Udah ada Anto teman sekelas dulu dia mendekati aku Cuma buat taruhan aja sama temannya, dan ternyata aku salah dia gak sebaik penampilannya. Revan temannya kak Denis dia Cuma nemenin kak Denis aja biar bisa doubel date , dan yang tidak pernah jadi pacarku tapi aku suka sama dia yaitu Eno. Huh kemana dia sekarang gak ada menarik – menariknya dech yang ada Cuma melo drama Dari pada mikir yang melo – melo Kita mulai saja cerita percintaannya waktu itu pertama masuk kuliah aku tak mengenal siapapun disitu karena universitasnya bukan didaerah dekat rumah, dan jauh diluar kota. Saat aku duduk – duduk santai disebuah taman sambil menunggu jam kuliah yang masih dua jam lagi. Tiba – tiba ada yang menghampiri ku “Hai Jem, Paijem....” teriak seorang laki – laki disebuah kerumunan mahasiswa – mahasiswa baru. Aku mencari – cari suara itu, dan aku berfikir Cuma .... “Ngapain kamu disini? Kamu juga kuliah disini to?” Tuh kan bener Cuma Eno saja yang manggil aku Paijem. “Wah kamu toh, yah pasti aku ngak bakalan tenang karena ada kamu disini.” Jawab aku dengan agak sinis. “Waduh jangan gitu dong jem... kita kan sobat, masak musuhan sih?? ” jelas Eno dengan muka memelas. “Ia dech sekarang kita lupain masa lalu, karna disini Cuma kita berdua, dan aku belum dapat teman apa boleh buat. ” jawabku “Nah gitu donk kan enak hehehhe. Oh ya ni no hpku 0899XXXXXX ntar nek ada masalah kamu bisa hubungin aku. Aku siap 24 jam okey...” kata Eno panjang lebar Dan aku Cuma mengangguk – anguk saja. Kami kemudian berpisah aku melanjutkan kuliahku yang sudah mulai dari tadi. Hari berganti begitu cepat, setiap weekend aku selalu pulang namun ini banyak tugas yang harus segera diselesaikan tepat pada waktunnya. Aku didepan komputer setiap jamnya, istirahat Cuma waktu makan dan solat saja, karena takut tugasku ngak keburu. Tiba – tiba hpku berbunyi. “ Siapa ya? ” “Paijem lagi apa nich? Dirumah apa dijogja? ” ternyata SmS dari Eno, aku terus saja mengerjakan tugasku, namun hp berbunyi lagi. “Aku didepan kosmu, bukain dong. ” kemudian aku beranjak dan membuka pintu kamarku. “Ada apa kok tumben datang?, darimana kamu tau kosku disini?” tanyaku panjang lebar. “Aku ngak disuruh masuk nich.” Dan aku menyuruhnya masuk. Dan dia menceritakan maksud kedatanggannya. “Jem keluar yuk, bosen nich dikos mulu gak ada temannya.ayolah...” “Ahh gak bisa nich, coba liat tugas aku belum kelar nich..” “Tugas apa sih, sini aku bantuin.” Eno membantu mengerjakan tugasku “Kamu mandi dulu dandan yang cantik sana?” “Ia bawel ..” jawabku akupun bergegas mandi dan siap-siap selesai mandi ehh si Eno malah udah tidur. “Gimana sih katane mau ngebantuin eh malah tidur.” Aku bangunin Eno “No banggun katane mau bantu ee malah tidur gimana sih? Gak jadi maen dech..” “Udah selesai kok jem, tugas mudah gitu dibuat susah, untung ada mas Eno yang ganteng ini, jadi cepat selesaikan, sana cepat dandan.” Aku melihat hasil tugannya Eno ternyata bagus juga, dia juga kreatif hahaha “No sebenere kita mau kemana sih? Kok aku musti dandan segala?”tanyaku penasaran “Ya Malam Mingguan lah masak Malam minggu Cuma tidur saja, gak asik kan.” Sebenere aku seneng sih diajak keluar Eno tapi aku tutupin aja gengsi kan kalau dia tau aku suka dia. Kamipun beranjak dan pergi menuju alun – alun yang isinya ribuan pasangan yang menikmati malam minggunnya. “No kenapa kita kesini sih? Aku gak mau. Ayo pulang saja.” Ajakku malas “Udahlah jem diam aja, kita ngak akan ada disini kok? ” “Terus kita mau kemana? ” Eno tidak menjawab pertannyaanku, kemudian kita sampai disebuah bukit yang tidak penuh orang seperti alun – alun tadi. “No kita ngapain ada disini?” “Ayo ikut saja, jangan banyak tannya.” Aku nurut saja, kita berjalan dan menuju bukit yang paling tinggi, disitu sangat terang karena bulan purnama menyinari tempat itu. Eno duduk disebuah kursi yang ada dibukit. “Sini Jem, duduk disini, jangan takut aku gak punya niat buruk kok?” aku pun berjalan dan duduk disamping Eno. Lalu dia bercerita panjang lebar. “Jem ... kamu pasti ngetawain aku ya?” tanya Eno “Ngak No, aku Cuma kaget saja, kamu jika dilihat – lihat sangat ceria tapi dibalik keceriaanmu.?” “Ia sekarang kamu tau kan? ” tanya Eno. “Kita hampir mirip No, kalau kamu banyak cew – cew yang naksir kamu, itu sebaliknya buat aku No, aku belum pernah punya pacar yang bener – bener sayang sama aku No.” “Hahhahah makane jadi cew itu jangan jutek dong, mulai sekarang kamu harus banyak senyum jangan cemberut melulu ” kata Eno sambil mengejek aku Aku Cuma diam saja, tanpa berkata – kata. “kamu lapar ngak, ayo makan dulu,?” kamipun bergegas makan dan pulang kekos, dia mengantar aku kekosku, dan dia pulang kekosnya. Aku lalu masuk kamar dan mengambil buku diaryku yang udah lama gak aku buka, aku mencoba menulis dibuku Diaryku. Dear deary 28 Mei 2013 Deary dia datang mengajak aku pergi jalan – jalan, yang sekian lama telah menghilang sejak kelulusan SMP yang memisahkan kita Dia datang lagi, tapi Asih kemana ya? Biasannya aku memberi tau Asih bila aku ketemu sama Eno sekarang Cuma kamu yang jadi curhatan ku deary. Dia tadi cerita sama aku dia sering diselingkuhin cewek – ceweknya. Dan dia bilang tidak mau pacaran dulu , aku sedikit senang sih berarti dia tidak akan jauh dari aku lagi donk. Terus nanti hubungan kita apa donk masak Cuma teman saja sih? Yah biarkan waktu yang menjawab ya Antie Ke esokan harinnya pagi – pagi sekali udah adayang mengetuk pintu. “Tok .... tok... tok... ” sangat berisik, akupun terbangun dan membuka pitu dengan muka yang masih mengantuk. “Ada apa pagi – pagi udah bangunin aku.HAH...... !” aku terkejut ternyata yang datang Eno aku malu sekali belum cuci muka dan masih bau bacin huft. “Perawan kok jam segini masih tidur ayo bangun kita lari pagi, biar agak kurusan tuh badanmu?” kata Eno agak keras biar orang sekeliling dengar. Aku pura – pura cuek saja padahal malu. “Ia sebentar, kamu itu suka banget sih gangguin aku. ?” sambil cuci muka aku beranjak ambil jaket. “Jem ini buku apa sih kok sampulnya unik banget? ” “Heh heh jangan dibuka itu rahasiaku.” Aku mengambil bukuku sambil berlari, dengan rasa panas dinggin aku takut Eno tau isinya. “Alah pasti Cuma deary yang isine mantan – mantanmu yang masih kamu sayang itu kan? ” “Udah dech jadi gak lari – lariinya? ” kami lalu lari – lari memutari kompek dan beristirahat ditaman sambil makan bubur ayam yang terkenal sangat enak. Namun tiba – tiba ada yang menghampiri kami dari belakang dan pyar.... “Hujan ya No? Kok basah sih? ” ternyata ada yang menguyur aku dengan air dari belakang. “Apa- apaan ini mbak? Apa ada yang salah sama saya.” Tanya saya sambil membersihkan air dirambutku. “Ohh jadi cew ini yang membuat kamu ngak datang diacara tadi malam, apa bagusnya sih ni cew, udah gendut, pendek. Apa bagusnya gitu? ” teriak wanita yang entah siapa? “Eh diem ya kamu,jangan ngerusak suasana, biarpun dia gendut, pendek tapi dia ngak matre kayak kamu, aku lebih sayang dia dari pada kamu ” jelas Eno ngak terima kalau aku dijelek – jelekin. Kami pergi meninggalkan gadis itu. “Ntie maaf ya Ntie, dia itu pacar aku yang ngak tau diri, kamu gak papa kan ? ” kata Eno “Baru kali ini aku dengan kamu panggil aku Antie? Hahhahaa ngak papa kok No lagian aku kan belum mandi jadi pantas dimandiin heheheh” jawabku, yang sebenere sih pengen marah tapi.. ya susah dech marah sama Enno. “Ntie maaf juga tadi aku bilang kalau aku ... ” belum selesai Eno berbicara aku memotongnya. “Ia aku tau kok. Udah gak usah minta maaf melulu, ini kan belum lebaran.” Kami berpisah dan kembali dikos masing – masing. 2 bulan berlalu sangat cepat sejak saat itu Eno jarang datang kekosku mungkin sibuk dengan cew- cewnya, atau bahkan tugas kuliahnya. Tiba – tiba terdengar suara ribut – ribut dari luar kamar, sudah banyak teman – teman kos yang diluar. “Eh din ada apa sih kok ribut – ribut.” Tanyaku pada salah satu teman kosku “Itu ada cow yang mau ngekos didepan sana. Cowoknya cakep lo Ntie, coba dech kamu lihat.” Akupun penasaran dan mencoba melihatnya dengan maju lebih kedepan dan ternyata.. “Hai Paijem..... eh salah Antie... ” teriak Eno, yang ternyata yang mau ngekos didepan adalah Eno. “loh kamu kenal sama orang itu Ntie,..” tanya teman kos bareng – bareng. “Engak,,, aku gak kenal.” Aku masuk kamar dan meninggalkan sapaan dari Eno. “ Kenapa sih dia pindah kos disini. Seneng sih seneng tapi terserahlah... ” Aku bergegas mandi dan berangkat kuliah, hari ini ada jadwal buat bimbingan sekripsi nich. Aku berjalan sangat hati – hati berharap Eno tidak melihatku. Aku menunggu jemputan dari pdktanku yang janjinya mau jemput tiba – tiba Eno menghampiri dengan motornya. “kekampus Ntie? Ayo bareng aku aja. Ngak aku suruh bayar kok.” “Makasih No, tapi .. itu jemputanku udah datang. Aku duluan ya? ”Eno Cuma mengangguk saja Tahun ini harus sudah lulus kuliah aku karena aku harus mencari uang sendiri dan ngak boleh minta ma orang tua lagi. 1 bulan sudah aku lewati dan akhirnya akupun bisa ikut wisuda tahun ini. “Selerengggg “ nada pesan hpku berbunyi sms dari Awan yang tak lain adalah pdktanku itu, oh ia umur kita beda 5 Th dia udah kerja ya bisa dibilang mapan sih.. “Ntie ntar malam kita makan diluar yuk sebagai perayaan atas keberhasilan kamu? Gimana? ” “Ia mas, jam 7 aku tunggu dikos.” Kami menuju cave tempat vavorit mas Awan nongkrong. Banyak teman – temannya yang juga ada disitu. “Deg aku mau ngomong serius sama kamu? Aku udah ada niatan ini sudah lama Deg?” “Ia mas ngomong saja, ngak apa – apa kok. ” “Deg aku ingin menikahimu dan aku ingin segera melamarmu, bagaimana menurut Adeg? ” Aku shok mendengar mas Awan bilang itu sebenere wajar sih karena umurnya pun sudah hampir berkepala 3. “emmm gimana ya mas.” “aku butuh jawaban sekarang deg, apapun jawabanmu aku akan menerimanya kok? ” “Pertama apakah mas bisa menerima semua kekuranganku, kedua mas sayang ma aku lalu apakah dengan orang tuaku juga? Keluargaku? Dan yang terakhir apakah mas sanggup untuk bersama saya sampai maut yang memisahkan kita.” Tanyaku memberi syarat. “Ia deg ini jawabanku yang pertama aku akan mencoba meerima semua kekuranganmu, kedua aku akan menyayangi keluargamu layaknya aku menyayangi keluargaku, dan yang ketiga kita coba jalani saja deg, tapi aku akan usaha untuk setia sama kamu deg bagaimana? ” jawab Awan yang begitu sangat membuat aku terharu. “Baiklah mas terimakasih atas semuanya aku mau..” jawabku Taklama kemudian setelah aku wisuda mas Awan mencari hari untuk mempertemukan keluarga kita. Setelah keluarga kita setuju dengan semua rencana ini dan menetapkan hari. Tapi aku malah teringat sama Eno, dimana ya dia? Berapa kali aku sering mengucapkan selamat pagi,siang,malam tapi ngak ada jawaban. Beberapa hari telah berlalu aku dan mas Awan sering pergi bersama dan pada saat kita disebuah Mol kita bertemu dengan seorang wanita dia cantik, tinggi, langsing dan putih dia menyapa mas Awan. “Hai Wan, bagaimana kabarmu baik bukan? Ini gadis yang sering kamu ceritain itu.. yang kamu ..” Tiba – tiba mas Awan memotong pembicaraan wanita itu “Sari kenalin ini calon istriku, namanya Antie. ” kata Mas Awan. Aku menjabat tanggannya dan senyum. Setelah itu aku berpisah dan aku agak bertanya – tanya sih sebenere apa sih yang mau dibilang wanita itu.entahlah siapa yang peduli lagi. Kamipun pulang dan beristirahat dirumah masing – masing tiba tiba sms muncul dihpku. Ternyata sms dari Eno. “Ntie aku tunggu kamu dicave dekat rumahmu sekarang. ” Tanpa pikir panjang aku langsung menuju cave dekat rumahmu, aku melihat Eno sendirian duduk diCave. “Eno kemana aja kamu selama ini? Kamu baik – baik saja bukan?...” dengan segala pertanyaanku aku lontarkan tanpa ada jawaban dari Eno. “kamu duduk dulu disini. Kamu gak boleh nikah dengan lelaki Brengsek itu?” kata Eno dengan muka penuh amarah. “Eno kamu kenapa? Kamu..! Eno sebentar lagi kita mau nikah No, kami saling mencintai, Mas Awan beda dengan mantan – mantanku yang lain. ” dengan binggungnya aku menjawab “Kamu bilang dia beda? Coba dech kamu tengok kebelakang. ” kata Eno “Itu kan.. cew yang aku temuin tadi..” “Sebentar lagi kamu pasti tau semua” Dikejauhan aku melihat mas Awan dari toilet pria dan menuju meja wanita itu “Maf sayang lama, habis antri sih ?” terdengar jelas perbincangan mereka. “Sayang, kamu beneran mau menikah dengan wanita jelek itu.?” “Ya, engaklah, akukan ganteng masak nikah sama cew jelek gitu nanti anakku jadi kayak apa,?” “Terus gimana kamu mau mutusinnya, bukane keluarga kalian udah netapin hari ya. ” “Yah mudah saja, pada hari resepsi aku gak akan datang, pura – pura aja aku pergi keluar negeri dan mau pulang ketinggalan pesawat. Lagian orang jelek gitu ngasih syaratnya banyak banget, jadi muak aku.” Aku tak sanggup lagi untuk mendengar perbincangan mereka dan aku pamit pergi dari Eno “No terimakasih ya udah ngasih tau aku, aku pulang dulu.” Aku meninggalkan Eno dan semua yang ada Dicave itu. “Ntie tunggu Ntie...” Eno mengejar aku dan mengajak aku kesuatu tempat yang menurutnya bisa mengobati rasa sakit hati seseorang. “Ntie sebenere aku udah mau bilang ini sejak dulu tapi aku kira kamu akan tau dengan sendirinya, tapi kalian malah mau menikah aku ngak mau Ntie kamu menyesal.” “Ia No, makasih udah bikin aku tau sifat mas Awan sebenernya, aku memang bodoh dari dulu sampai sekarang ngak ada bedane mana ada cow yang sayang sama aku dengan tulus.” “Jangan begitu Nti, aku yakin suatu saat pasti ada yang tulus sayang sama kamu Ntie? ” “Makasih ya No, kamu memang sahabatku yang paling baik, dan pengertian sama aku? ” (Sebenere aku gak begitu sedih No, aku malah seneng ada kamu disisiku pada saat seperti ini. ) Eno : (Seandainya kamu tau Ntie aku juga sayang sama kamu, aku udah membaca buku diarymu, aku ingin bilang aku sayang kamu Ntie tapi ini bukan waktu yang tepat. ) “Udah Jem pulang yok aku antar, jangan melo – melo terus biasanya juga cerewet huuu..” kata Eno sambil njitak kepalaku. Aku pun pulang kerumah dan menuju kamar Ibu dan mengutarakan kesedihanku kepada ibu. “Udah lah Nak gak ada yang perlu kamu sedihkan lagi, mungkin itu bukan jodoh kamu, Allah masih sayang kamu Nak. Buktinya Allah ngasih tau kamu sebelum itu semua terjadi iya kan? Udah jangan nangis lagi.” “Ia Bu, Ibu benar ngapain aku sedih toh ngak ada gunanya juga kan. Baik bu sebelum Mas Awan yang mutusin aku. Aku akan batalin pernikahan ini ya Bu. ” “Iya Nak,? Tapi yang halus saja ya? ” “Siap Bu, ” aku menuju kamar dan mengambil hp dan bergegas sms Mas Awan. “Asalamualaikum Mas, Maaf malam – malam begini mengganggu, begini mas saya ngak bisa nerusin pernikahan kita ini. Karena saya masih ingin membahagiakan orang tua saya mas, mohon pengertiannya mas. Wasalamualaikum. ” Tak lama kemudian hape saya berbunyi, “Dasar cewek gak tau diuntung, udah beruntung kamu mau saya nikahi, tapi kamu malah mutusin. Okey .......(dan masih panjang lebar lagi, dia juga mengata – ngatai saya dengan kata – kata yang tak pantas ).” Saya pun tidak menghiraukan Mas Awan lagi. Rutinitas saya sehari – hari hanya bekerja dan bekerja jika akhir minggu Cuma dirumah saja. Dan pada hari minggu yang cerah saat lagi asik – asik duduk diteras depan rumah tiba – tiba terlihat sosok lelaki yang mirip dengan Mas Awan, kemudian aku cepat – cepat lari masuk kerumah. Tok .... tok.. tok.. ibu membuka pintu “Oh Nak Awan, ada apa ya? Mau cari siapa? ” tanya Ibu “Ini bu saya mau bicara sama Antie bu. Saya mau minta ma’af Bu? ” “Kanapa minta ma’af, emang Nak Awan salah apa? ” “Begini Bu .....” Awan cerita panjang lebar dengan Ibu dan saya mendengar cerita tersebut dari dalam rumah, sekarang saya tau kenapa Mas Awan seperti itu sama aku. Setelah semua jelas aku udah mema’afkan Awan, namun aku tidak bisa kalau harus bersama dengan dia lagi. Disaat seperti ini aku jadi teringat sama Eno? Kemana ya dia udah lama gak ngeliat dia, tiba – tiba hapeku bergetar. “Nti besok tgl 20 april aku mau merit nih, kamu bisa datang kan? Hahah ma’af sibuk banget ni jadi aku gak bisa kerumahmu berkata secara resmi hehehehehe ma’af ya _ Asih ” Wah ni anak nikah tapi gak bilang – bilang aduh aku diduluin lagi. Hemmm tanggal 20 kan besok. Keesokan harinya aku siap – siap untuk datang keresepsi pernikahan teman baikku, aku duduk diatara orang – orang asing yang belum aku kenal, aku melihat Asih duduk mengenakan gaun pengantin yang indah dan dia terlihat sangat cantik dan angun, membuat saya iri saja hemmm sesaat aku melamun disamping tempat dudukku yang masih kosong diduduki oleh seorang lelaki, namun aku tak memperdulikannya dan masih meneruskan lamunanku. “Cantik ya pengantinnya. Pasti kamu iri kan? ” kata pria disampingkku aku menoleh “Ma’af bapak bicara sama saya? ” “Aduh ni Paijem manggil aku bapak sih..” “Ya Ampun kamu Eno kan? Kamu berubah sekali, kamu tambah ganteng No...” “Jelas donk aku ganteng, kalau aku ngak ganteng pasti kamu ngak naksir sama aku dari dulu ya kan..” “Ihh pede banget sih kamu No, tapi ngomong – ngomong kenapa kamu ada disini? ” “ Itu pengantin laki – lakinya sepupu aku, eh Jem kamu udah nikah belum? Udah tua loh? ” “Belum, udah dech jangan ngeledek gitu, belum ada yang mau sama aku nich..” “Gimana kalau sama aku aja Nti, udah ganteng, lucu, setia lagi, gimana? ” “hah sama kamu, udah jangan bercanda terus dech? (agak cengar cengir sebenere sih seneng hhh )” “Aku serius Ntie, sebenere sejak SMP aku udah memendam perasaanku padamu Ntie, karena aku tidak berani mengungkapkannya aku takut kalau kamu menolak aku Ntie, aku bicara seperti ini karena aku udah membaca buku diarymu yang kamu tinggal dikos Jogja,” “Eno kamu membuat aku malu saja. (ternyata cintaku tidak bertepuk sebelah tanggan... hore..... )” “Gak usah malu Nti, aku sayang kamu Nti,, ” “Aku gak bisa No.” Eno sedikit kecewa mendengar hal itu, kemudian Antie meneruskan bicaranya. “Ma’af bener – bener aku gak bisa NOLAK kamu No,,” “Antie kamu itu bikin aku kaget tau ngak,.” Eno Lega dan menghelakan nafasnya sambil ingin memeluk Antie “husssstttt.... banyak orang jangan gak sopan..” Dan itulah akhir dari cerita cintaku Aku sangat berterimakasih sama diary itu karena dengan jasa buku diary itu aku dan Eno bisa bersama – sama selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar