Minggu, 16 Oktober 2011

AKU JUGA BISA



AKU JUGA BISA.........

Disuatu universitas terkenal yang berada dikota kecil yaitu dikota Salatiga terdapat mahasiswa dengan semangat yang membara dia menginginkan agar dia dapat wisuda pada semerter ini dia sudah mengulang selama 2 tahun. Dan dia bertekat harus bisa lulus,  ada satu mata pelajarang yang penting yang membuatnya tidak bisa ikut membuat tugas akhir dan dia mendapatkan nilai C yang seharusnya nilai minimal pada mata pelajaran tersebut adalah B. Laki – laki itu bernama Ara dia memiliki adik perempuan yang sangat cerdas bernama Yeti, kadang dia membantu mengerjakan tugas kakaknya padahal dia masih duduk dibangku SMA. Kadang kedua orang tuanya merendahkan Ara dan menyanjung – nyanjung Yeti, mereka tinggal tak jauh dari kampusnya Ara. Ara cukup jalan kaki saja untuk sampai dikampusnya. Dia memiliki wajah yang tak kalah ganteng dari para Boy band yang sedang naik daun diIndonesia, banyak sekali wanita yang memujannya namun setelah mengetahui prestasinya kurang bagus kebanyakan para gadis meninggalkan dia setelah puas memanfaatkan uangnya namun Ara juga tak pernah serius dengan para mantan – mantan kekasihnya itu.
            Pada pagi harinya Ara ada kuliah pagi namun dia kesiangan padahal ini mata kuliah yang membuatnya selama 2 tahun tidak bisa ikut membuat tugas akhir dan Dia masuk kekelas telat 20 menit kemudian dosen yang sudah hafal dengan muka silaki – laki itu marah padannya karena sidosen terkenal sebagai dosen yang disiplin dalam waktu. Dosen berkata “kenapa kamu telat sudah berapa kali saya bilang saya tidak suka jika ada mahasiswa yang mengambil mata kuliah saya telat? Bla..... bla...” dosen itu berkata panjang lebar tanpa jeda. Ara Cuma diam dan mengangguk saja, setelah dosen  puas memarahinya dia dipersilahkan duduk dan dia memilih tempat duduk yang paling belakang. Dia melihat ada seorang gadis yang angun, cantik namun pakaiannya sangat sederhana dengan pakaian itu bisa menutupi alangkah cantiknya gadis tersebut.ternyata dia asisten dari dosen yang tak pernah meluluskan Ara untuk bisa ikut mengerjakan tugas akhir. Namunitu tidak bisa mengurungkan rasa penasaran ingin mengetahui siapa gadis sederhana tersebut, setelah mencari tau kesana – kemari akhirnya dia bisa tau siapa nama gadis itu dimana dia tinggal, bahkan siapa orang tuanya dia bisa tau.
Ara bertemu dengan gadis sederhana yang mampu menguncangkan hati Ara pada awal bertemu, Ara memulai perbincangannya dengan menanyakan tugas.
Ara berkata “Hai, kamu asisten dosen dimata pelajaran tadi pagi kan? ” dia tak menjawabnya dan pergi meninggalkan Ara, “Eitttss.... saya mau tanya tugasnya tadi saya belum jelas, tolong jelaskan sekali lagi.??” Dia berhenti dan menjelaskan “Begini ya saudara Anggara...” belum selesai dia berkata Ara memotongnya “waoeee... anda tau nama saya?? Sunguh luar biasa..” dilanjutkan  “hemmm begini kamu Cuma disuruh meringkas semua bahan yang diberikan bapak dosen tadi dan minggu depan dikumpulkan itu saja apa sudah jelas saudara Anggara?” tanya gadis sederhana itu. “oh... jadi disuruh meringkas ea bu wati heemmmm....... gampanglah ?” jawab Ara menyepelehkan “jangan pangil bu karena saya sama anda muda’an saya, emmm anda seharusnya sudah menyelesaikan tugas akhir dari 2 tahun yang lalu kan karena ada mata kuliah yang mengharuskan anda mendapat nilai minimal B dan anda tidak bisa mendapatkan itu jadi anda mengulangnya.”   Ara terheran – heran kenapa gadis ini bisa tau persis tentang dia. “kenapa kamu bisa tau semua tentang saya?”
“siapa yang gak tau Anggara anak dari seorang pengusaha besar dan ternama..” Ara masih tertegun dengan perkataan Wati, Wati meninggalkan Ara sendiri diloby.

Hari – hari berlalu dengan sangat lambat Ara  sesallu mencari perhatian dengan wati saat pelajaran keprofesian itu sedang berjalan, kadang dia menannyakan hal yang aneh yang tentunya dia sendiri sudah tau akan jawaban yang dia pertannyakan. Namun sang dosen merasa senang dengan keaktifan Ara yang tidak seperti biasanya disemester – semester lalu. Ara juga sering berangakat bisa dilihat dia belum pernah absen selama 1 bulan masuk. Selesai jam pelajaran Ara selalu menganggu Wati dia menunjukan sikapnya yang sangat suka dengan Wati. “wati mau gag aku anter pulang... rumah kita kan satu arah ya kan...?” tanya Ara  “oh makasih saya belum mau pulang saya mau keperpustakaan dulu. Permisi....” Wati menolak ajakan Ara dan pergi menuju perpustakaan, Ara mengikutinya dari jauh dan dia menunggunya sampai Wati selesai. Ara setia menunggu dari jam 1 sampai sore jam 4 Cuma ingin mengantar Wati pulang.          Ternyata Ara sudah berubah yang dulunya tidak pernah peduli dengan siapapun sekarang dia peduli... Wati terlihat keluar dari perpustakaan, “yok pulang bareng. Ayolah ” tanya Ara pada Wati “Loh dari tadi belum pilang, ngapain saja ...” jawab Wati “Nungguin kamu lah.. yow kita pulang..” karena wati merasa tidak enak dia menerima ajakan Ara, kemudian mereka pulang bersama ditengah jalan jalan saat sedang asik berbincang bincang. Ara dihadang seorang pengendara sepeda motor yang gagah dan bermuka agak seram kemudian menghampiri mereka. “Ada apa? Apa saya punya salah sama kamu?”tanya Ara kepada pemuda itu, namun dia tidak menjawab dan menarik Wati dengan kasar dan pergi menuju motornya, Ara tak terima dan mengejar “Eh yang sopan ya sama cewek jangan seperti itu, lepaskan gag.” Ara berkata sambil lari mengejarnya ingin memukul pemuda itu namun Wati melarangnnya, Ara berhenti mengejarnya karena dia berfikir itu pacarnya Wati. Ara sangat terpukul mengetahui bahwa Wati telah mempunyai pacar. Dia menjadi malas berangkat kekampus. Sejak kejadian itu Wati jarang melihat Ara mengejar – ngejar dia lagi, dia merasa ada yang hilang, namun apa yang bisa dia lakukan dia Cuma wanita yang tidak bisa berbuat lebih itu suatu prinsip percintaan Wati.
Ara duduk melamun disamping parkiran,dan dia melihat Wati sedang dijemput pemuda yang kemaren menarik wati dengan kasar itu, kemudian dia mendengar dua wanita sedang berbincang – bincang membicarakan Wati. “oh itu to kakaknya Wati, cakep juga ya wah boleh tu kita daftar jadi kakak iparnya Wati” kata salah satu teman Wati “ealah kamu itu apa sih semua yang berjenis kelamin cowok kamu mau kan? Hahahha....?”
Tangapan teman yang satunya “eh pulang yukk” kedua temanya itu pergi dan Ara menjadi semangat lagi dan beranjak pergi menuju rumah Wati. “tok ..... tok ....tok...” Terdengan ketukan pintu “ia sebentar .....” jawab Wati, Wati terkejut melihat orang yang dicari – carinya datang kerumahnya. “emm kamu Ra hemm masuk – masuk... silahkan duduk..”Ara masuk dan duduk sedangkan Wati menuju dapur dan membuatkannya minum. “ada apa Ra tumben maen kesini... ada yang penting ya. Oh ya kemana saja kamu? Kok jarang kelihatan lagi?” Ara Cuma diam mengumpulkan keberanian untuk berkata – kata. “hemm.... yang kemaren itu bener kakakmu kan??” tannya Ara “oh kak doni. Ia dia kakakku yang baru aja datang dari solo.. da pa memangnya..” jawab Wati  “aku kirain pacarmu jadi aku.....”belum selesai Ara bicara kakaknya pulang . “oh ada tamu toh. Hai sob  Doni” sapa kakaknya Wati dan memperkenalkan dirinya “hi kakk  . aku Ara ,” jawab Ara “ok aku istirahat dulu capek... ejoy aja sob...” doni pergi menuju kamarnya dia sangat percaya pada adiknya jadi tak perlu ditungguin. “ternyata kakakmu baik ya gag seperti saat pertama ketemu..” Wati Cuma menganguk – nganguk.. “tadi mau ngomong apa kamu Ra?” Wati bertanya penasaran “Oh ia,, sejak pertama aku ketemu kamu ada sesuatu yang berbeda dari semua wanita yang pernah aku kenal dan aku ingin kita memiliki hubungan yang lebih dari sekedar teman biasa..” kata Ara agak gemetaran. Baru kali ini dia merasa grogi menyatakan cinta dengan cewek. “hah kamu ini ngomong apa sih? Kuliah aja belum beres malah mikir cinta.” Jawab Wati , hem suasana hening sebentar dan dilanjutkan Ara menguatkan keinginannya “Aku serius Ti, baru kali ini aku merasakan hal yang tidak bisa aku mengerti,,, setidaknya kamu jawab mau atau tidak...” kata Ara menguatkan  “oke lah Ra aku jawab, memang aku ngerasa kehilangan kamu saat kamu menghilang akhir – akhir ini...... tapi aku gag bisa ” jawab Wati “kenapa Ti? Alasannya apa?” tanya Ara sedikit bersedih “bentar toh aku lum selesai njawabnya... hemmm seminggu lagi kita kan ujian akhir. Nah jika kamu serius dengan ku kamu juga harus serius menghadapi ujian akhir dan kamu harus lulus, nah saat itu aku akan jawab permintaan kamu ini lagi... Bagaimana?” jelas Wati Ara berfikir sebentar “jadi kamu sayang sama aku ?” Ara berkata “emm gag tau juga sih mau gag dengan syaratkuu..?” jawaban Wati “okelah akan aku tunjukin bahwa aku juga bisa... Ti permisi ya aku pulang dulu.”
            Setiap hari Ara keperpus dia mencari bahan – bahan pembelajaran yang berhubungan dengan mata pelajaran... dia menjadi rajin belajar, dan tak pernah dia pergi tanpa membawa buku dan membacanya setiap ada waktu luang. Melihat Ara seperti itu Wati merasa senang karena dia memiliki semangat. Hari berlalu saat ujian pun datang, Ara mengerjakan setiap soal dengan teliti dan hati – hati dia bertekat harus bisa lulus meski dengan nilai yang pas – pasan. Seminggu telah berlalu, Ara tinggal menungu hasil ujiannya. Saat hari pengumuman ujian datang Ara berangkat pagi sekali,, dia menunggu dipapan pengumuman dan ditempelkannya pengumuman kelulusan ujian tersebut oleh petugas. Ara tergesa – gesa melihat pengumuman dan ternyata namanya tidak ada, Dia sedih dan putus asa. “hah aku memang tak pantas untuk bisa lulus mata kuliah ini..” memang mata kuliah ini sangatlah sulit dari 36 mahasiswa yang lulus hanya separohnya saja. Tiba – tiba sang dosen datang dengan tergesa – gesa... “Ayow masuk kekelas dulu ada sedikit pengumuman yang mau saya sampaikan.?” Kata dosen sambil berjalan keruang kelas. Ara tidak beranjak dari tempatnya dan Wati menghampirinya “Ra ayo kita kekelas..” ajak Wati dengan nada pelan. “Ti kamu gag perlu jawab tik , aku gag pantas buat kamu Ti”kata Ara dengan penuh kesedihan “udahlah yang penting kita masuk kelas dulu okkk yukk” mereka beranjak kekelas Wati dengan sengaja mengandeng tangan Ara.
            Kemudian dosen mengumumkan sesuatu dikelasnya. “kalian gag tau kenapa kalian saya kumpulkan disini??” tanya dosen kepada semua mahasiswanya “gag pak?” jawabnya serentak. “Ok saya sangat kagum dengan kalian semua atas hasil ujian kalian yang sangat bagus dari tahun – tahun sebelumnya. Dan sekarang saya menemukan juara baru yang mendapatkan nilai sempurna. Sebenarnya saya tidak percaya setelah saya koreksi berkali – kali ternyata nilainya tetap sama. Dia adalah Angara.. sni nak maju kedepan.” Ara begitu terkejut dan terheran – heran. “Tapi pak nama saya kan gag ada dipengumuman” tanya Ara terheran heran. “Memang saya sengaja tidak menyantumkan nama kamu, atas permintaan Asisten saya.?” “Oh jadi semua ini emmmm...” Wati lari dari ruangan dan Ara mengejarnya kemudian sesuai dengan janji Wati kemudian Wati menjawab pertanyaan Ara 2 minggu yang lalu. “Bagaimana jawaban kamu Ti?” tanya Ara “emmm gmana ya karena kamu sudah memenuhi syarat – syaratku dengan sedikit terpaksa aku jawab ia dech??” jawab wati agak centil. “Lho kok terpaksa sihhh??” “Hehehe ia ia oke lah bercanda kok ?”jawab Wati lagi “Jadi kita jadian nihhh” Wati Cuma menganguk dan tersenyum  “Hah siapa bilang aku gag bisa,,... toh aku juga bisa hahhahahaha”

SELESAI